indopos.co.id – Tim “Indonesia Jujur” dari HarukaEdu berhasil meraih peringkat tiga dalam kegiatan Hackathon Educode 2015 yang diselenggarakan pada 12-13 Desember 2015 kemarin.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Kemdikbud) dan DailySocial di Plasa Insan Berprestasi Kemdikbud, Jakarta.
Dalam kegiatan ini, tim HarukaEdu yang diwakili oleh Alwin Daniel, Risal Hidayat dan Febi Artandi, membuat aplikasi pendidikan yang diberi nama “ASELI”. Aplikasi online ini berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah plagiat pada penulisan tugas dan karya ilmiah di Indonesia.
Aplikasi yang berbasiskan database hasil karya akademik ini bertujuan untuk mencari tanda-tanda kemiripan pada isi teks di sebuah dokumen dengan isi teks di dokumen-dokumen database.
“Latar belakang pembuatan ASELI adalah kepedulian kami pada kualitas pendidikan di Indonesia. Bukan rahasia bahwa plagiarisme masih marak di Indonesia, bahkan ada beberapa tokoh masyarakat yang pernah melakukan hal tersebut. Hal ini tentu saja memberikan citra buruk bagi pendidikan di Indonesia,” ujar Novistiar Rustandi, CEO HarukaEdu kepada indopos.co.id Selasa (15/12).
Tidak hanya berhenti sampai di sini, HarukaEdu akan terus mengembangkan ASELI untuk dapat dipergunakan secara luas.
Nantinya ASELI tidak hanya dapat mendeteksi plagiarisme, namun juga melakukan pemetaan tingkat plagiat sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi ini, menyediakan panduan pengutipan dan parafrase yang baik dan benar, menyediakan platform peer to peer review untuk pengguna dapat saling mengulas tulisan satu sama lain serta menawarkan jasa professional tutoring yang dapat meningkatkan kualitas penulisan siswa.
Kedepannya deteksi plagiat juga tidak hanya berdasarkan dokumen dalam database saja, namun juga secara online (internet base).
Selama 24 jam para peserta memiliki kesempatan untuk membuat aplikasi pendidikan. Kemudian dari puluhan aplikasi yang dibuat tersebut terpilih delapan aplikasi yang berhak untuk mempresentasikan karyanya di depan dewan juri.
Seperti dilansir dari situs Kemdikbud, Ari Santoso, Kepala Pustekkom Kemdikbud, mengatakan puluhan aplikasi pendidikan yang dihasilkan dari ajang Educode 2015 ini akan digunakan untuk lingkungan internal Kemdikbud dan masyarakat umum.
“Hasil aplikasi yang dibangun merupakan kekayaan intelektual bangsa Indonesia. Kami merencanakan membuat wadah untuk mempublikasikannya agar bisa digunakan unit-unit di lingkungan Kemendikbud, juga masyarakat umum,” ujarnya.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, Kemdikbud berencana membangun ekosistem pendidikan dan mencari solusi pendidikan, salah satunya dengan menggunakan teknologi.
“Kita berharap sekali agar ekosistem ini terbentuk dengan platform teknologi yang mutakhir,” katanya.
Kegiatan Hackathon Educode 2015 diikuti oleh sekitar 120 peserta yang terdiri dari siswa SMK, mahasiswa, perusahaan dan masyarakat umum.
Para peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jakarta, Bali, Makassar, Medan, Bandung, Bekasi, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Boyolali dan Solo.
“Kami berharap, melalui aplikasi ini, para murid dan pengajar dapat dihimbau untuk lebih berfikir kritis, menulis lebih kreatif dan lebih menghargai karya ilmiah ciptaan orang lain. Sehingga kita dapat mempromosikan budaya jujur di Indonesia,” jelas Alwin Daniel, Anggota Tim Indonesia Jujur HarukaEdu. (rmn)
Source: https://www.indopos.co.id/2015/12/harukaedu-cegah-plagiarisme-dengan-aplikasi-online.html
Social Links: