Kuliah Online: Salah Satu Solusi Bagi Masalah Pendidikan di Indonesia

Kuliah Online: Salah Satu Solusi Bagi Masalah Pendidikan di Indonesia

Menurut sebuah publikasi dari McKinsey Global Institute, The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Pontential, Indonesia diprediksi akan menjadi ekonomi terbesar nomor 7 di dunia asalkan empat masalah penting dapat dipecahkan dalam beberapa tahun kedepan. Salah satu masalah itu adalah pendidikan.

Seberapa besar sebenarnya masalah pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan tinggi? Berdasarkan data terakhir yang kami dapatkan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi pada tahun 2012 adalah sekitar 26%, masih jauh dibawah target APK pendidikan tinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar 33%. Salah satu penyebab rendahnya APK pendidikan tinggi adalah terbatasnya kapasitas perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Pada tahun 2010, seluruh perguruan tinggi yang ada hanya bisa menampung 1 juta mahasiswa baru. Padahal, pada saat itu jumlah pendaftar masuk perguruan tinggi adalah sekitar 2,5 juta orang.

Masalah lain yang cukup serius adalah terbatasnya jumlah dosen pendidik yang berkualitas, terutama di daerah-daerah di luar pulau Jawa atau bahkan kota-kota kecil di pulau Jawa. Seperti yang kita ketahui, hampir semua lulusan perguruan tinggi memilih bekerja dan meniti karir di kota-kota besar. Hal ini menyebabkan perguruan tinggi di kota-kota kecil atau di luar pulau Jawa menemukan kesulitan untuk mendapatkan dosen-dosen pendidik berkualitas. Padahal, menurut McKinsey, banyak kota-kota di luar pulau Jawa yang diprediksi akan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar >7% per tahun selama beberapa tahun ke depan (lebih tinggi dari Jakarta yang hanya >5% per tahun). Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, kota-kota ini akan mengalami peningkatan permintaan akan pendidikan tinggi berkualitas yang pesat yang akan sangat sulit dipenuhi oleh perguruan tinggi lokal.

Usaha untuk memperbanyak kapasitas perguruan tinggi sudah dilakukan pemerintah Indonesia dengan membuka perguruan tinggi baru. Walapun demikian, tingka penambahan perguruan tinggi baru tidak akan dapat mengikuti tingkat pertumbuhan lulusan SMA dan sederajat yang mendaftar untuk memasuki perguruan tinggi setiap tahunnya. Demikian pula, penambaham perguruan tinggi baru tidak memecahkan masalah keterbatasan jumlah dosen pendidik berkualitas. Selain itu, kemampuan pemerintah untuk membuka perguruan tinggi baru setiap tahun sangat terbatas karena besarnya jumlah investasi yang diperlukan.

Dilain pihak, teknologi Internet berkembang sangat pesat di Indonesia. Pada tahun 2013, ada kurang lebih 55 juta pengguna Internet. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pesat menembus 100 juta pengguna dalam 2 - 3 tahun kedepan seiring dengan semakin tersedia dan murahnya sambungan Internet. Disaat yang bersamaan, pendidikan jarak jauh melalui Internet, atau lebih sering disebut online education atau kuliah online, menjadi semakin populer dan banyak digunakan di dunia, khususnya di Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia juga tidak ketinggalan dalam melihat potensi kuliah online untuk memecahkan masalah pendidikan tinggi di Indonesia. Pada tanggal 26 April 2012, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan menteri yang mempermudah perguruan tinggi swasta untuk menawarkan program kuliah online. Selain itu, Bapak Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia, meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk meneruskan usaha pembuatan cetak biru pendidikan online di Indonesia dalam pidatonya dihadapan para rektor universitas dari seluruh Indonesia.

Kami juga percaya bahwa kuliah online dapat memecahkan masalah pendidikan tinggi di Indonesia. Karena itu, kami memulai PT Haruka Edukasi Utama (HarukaEdu) yang bertujuan membantu universitas-universitas di Indonesia untuk memulai program kuliah online yang berkualitas. Visi kami adalah “Memberikan masa depan yang lebih baik kepada bangsa Indonesia melalui e-learning yang berkualitas dan terjangkau”.

Salam edukasi!

Tim HarukaEdu

  • Social Links: