Sembilan bulan mendatang era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mulai diberlakukan tepatnya pada tanggal 31 Desember 2015. Kesibukan akan rutinitas sehari-hari, khususnya bagi yang sudah bekerja, membuat kita terkadang tidak sempat untuk menyiapkan keterampilan yang diperlukan dalam menyambut MEA 2015. Berikut lima keterampilan yang HarukaEdu sarikan dari buku “21st Century Skills: Learning for Life in Our Times” (Jossey Bass, 2009) untuk menyambut MEA 2015, khusus bagi para pekerja. Apa sajakah itu?
Baca Juga: Hari Pekerja Indonesia: Siapkah Anda Menyambut MEA 2015?
Keterampilan Ke-1: Flexibility and Adaptability
Jelas sudah bahwa tenaga kerja dari negara-negara di ASEAN akan dengan mudah masuk dan bekerja di Indonesia serta akan terjadi perdagangan barang, jasa, modal, dan investasi yang bergerak bebas tanpa halangan secara geografis.
Bisa jadi para tenaga kerja asing itu nanti bergabung dalam lembaga dimana kita bekerja sekarang. Memiliki keterampilan yang mudah beradaptasi (adaptability) apalagi dengan tenaga kerja dari lintas negara tadi bisa membuat suasana kerja lebih kondusif. Begitupun jika misalkan para tenaga kerja tadi justru beberapa bulan kemudian malah menjadi atasan kita! Memiliki keluwesan (flexibility) dipimpin oleh SDM non-lokal yang tentu memiliki latar belakang budaya berbeda patut dimiliki.
Keterampilan Ke-2: Initiative and Self-Direction
Sudah menjadi fenomena umum bahwa “bullying culture” (budaya mem-bully orang lain) di tengah masyarakat Indonesia masih relatif kental. Semakin parah bahwa adegan “bullying” juga justru malah terkesan “diajarkan” kepada masyarakat melalui beberapa program televisi nasional dengan bungkus: komedi.
“Bullying culture” ini membuat generasi muda Indonesia cenderung takut untuk berinisiatif (initiative) karena sekiranya gagal, mereka takut di-bully. Padahal dunia kerja memerlukan para tenaga kerja yang memiliki inisiatif tinggi. Kabar bagusnya, orang-orang yang berinisiatif juga cenderung memiliki pengarahan diri (self-direction) yang baik. Lantaran, bukankah dengan dia berinisiatif setidaknya dia mengerti mau diarahkan kemana jalur karirnya di masa mendatang?
Keterampilan Ke-3: Social and Cross-Cultural Skills
Para tenaga kerja yang berasal dari negara-negara ASEAN yaitu Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan kecuali Indonesia tentu saja; akan dengan mudah bekerja di negara kita yang pastinya memiliki latar belakang budaya berbeda.
Keterampilan dalam memahami serta menerima lintas budaya dan sosial (social and cross-cultural skills) ini menjadi wajib dimiliki sebelum era MEA mulai diberlakukan. Namun, bagi kita bangsa Indonesia yang sudah terbiasa dengan keberagaman suku dan budaya lokal dari sabang sampai merauke, tampaknya keterampilan ini akan relatif lebih mudah dimiliki.
Keterampilan Ke-4: Productivity and Accountability
Telah disepakati dalam KTT Association of South East Asian Nation (ASEAN) ke-9 di Bali tahun 2003, bahwa lintas tenaga kerja di kawasan ASEAN bebas bekerja saat MEA 2015 mendatang berlangsung pada delapan profesi berikut ini, yaitu: Insinyur, Arsitek, Perawat, Tenaga Survei, Tenaga Pariwisata, Praktisi Medis, Dokter Gigi, dan Akuntan.
Khusus bagi kita yang memiliki satu pekerjaan dari delapan bidang profesi tadi, jika kalah dalam hal produktivitas (productivity), tampaknya siap-siap akan diganti dengan para tenaga kerja asing tadi. Oleh karena itu, bertanggung jawab secara personal dengan profesi (accountability) yang kini tengah diemban menjadi akar dalam membentuk tenaga kerja yang produktif.
Keterampilan Ke-5: Leadership and Responsibility
Logikanya sederhana mengapa kita sebaiknya memiliki keterampilan dalam memimpin (leadership) ini bahwa mari kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Baiklah, era MEA 2015 memungkinkan tenaga kerja dari negara ASEAN manapun untuk kerja di Indonesia. Namun, apakah divisi dimana kita bekerja kita harus dipimpin oleh mereka juga?
Menarik untuk mengetahui bahwa keterampilan ke-4 dan ke-5 memiliki kemiripan khususnya pada poin “Accountability” dan “Responsibility” yang secara leksikal Bahasa Indonesia sama-sama diterjemahkan dengan: Bertanggungjawab. Untuk mengetahui perbedaan kedua keterampilan ini bisa klik di sini.
EPILOG
Buku yang ditulis oleh Bernie Trilling dan Charles Fadel tersebut memang tidak dikhususkan untuk menyambut era MEA 2015. Namun, dari sebelas keterampilan yang digolongkan ke dalam tiga kelompok besar itu (Learning and Innovation Skills; Digital Literacy Skills, dan Career and Life Skills) terdapat lima keterampilan khusus dalam menghadapi tantangan hidup di abad 21 utamanya bagi para pekerja pada poin “Career and Life Skills” yang relevant dalam menyambut MEA 2015.
Social Links: